KM dengan pendekatan yang lebih holistik untuk telah menjadi diperlukan sebagai subjektif yang kompleks dan pengetahuan yang alami yang nantinya akan menjadi informasi yang lebih diperlukan.
Budaya dan pengaruh kontekstual akan semakin meningkatkan kompleksitas yang terlibat di dalam KM, dan faktor ini juga harus diperhitungkan dalam suatu model atau kerangka yang nantinya bisa memberi hasil yang tepat dan menjelaskan kunci di dalam model tersebut.
MAJOR THEORETICAL KM MODELS
Memiliki karateristik:
- Sesuatu yang telah mewakili pendekatan holistik untuk manajemen pengetahuan (yaitu, mereka yang komprehensif dan mempertimbangkan pertimbangan orang, proses, organisasi, dan teknologi dimensi).
- Sesuatu yang telah ditinjau, dikritik, dan didiskusikan secara luas dalam sastra KM, oleh praktisi, akademisi, dan peneliti sama.
- Model telah diterapkan dan diuji lapangan sehubungan dengan keandalan dan validitas.
The Von Krogh and Roos Model of Organizational Epistemology
The Von Krogh and Roos KM model membedakan antara pengetahuan individu dan pengetahuan sosial. Dalam model ini terdapat 2 pendekatan, yaitu pendekatan kognitif dan pendekatan koneksi.
a) Pendekatan Kognitif
Ditujukan untuk sistem kognitif, yaitu estimasi dalam pilihan atau referensi dalam memilih ide yang dianggap sesuai berdasarkan dari kodifikasi pengalaman, evaluasi dalam pembentukan kepercayaan yang koheren, pembandingan, paradigma, pandangan, komprehensif dan kenyataan.
Biasanya di dalam KM, pendeketan kognitif ini didasarkan dari pengetahuan dari seorang KM tersebut, jika di kategorikan ke dalam pengetahuan, pendeketan kognitif bisa di golongkan ke dalam tacit knowledge (pengetahuan tacit).
b) Pendekatan Koneksi
Pendekatan koneksi ini bisa dikatakan lebih ke pendekatan holistik dimana menunjukan hubungan antara pengetahuan dan fakta yang dilandaskan sebuah teori. Sehingga pendekatan ini menyediakan landasan teoritis yang kuat untuk sebuah model manajemen pengetahuan.
Model The Von Krogh and Roos lebih menerapkan ke pendekatan koneksi, karena pendekatan koneksi berlandaskan pada teoritis yang kuat dan menyediakan fakta bahwa hubungan antara pengetahuan dan siapa yang “menyerap” pengetahuan itu dan memanfaatkan pengetahuan yang dipandang sebagai suatu ikatan yang tidak terpecahkan.
The Nonaka and Takeuchi Knowledge Spiral Model
The Knowledge Creation Process
Penciptaan pengetahuan terjadi secara tidak terduga atau dengan cara yang tidak direncanakan.
Knowledge Conversion
Terdapat empat model konversi pengetahuan :
1. From tacit knowledge to tacit knowledge: the process of socialization.
2. From tacit knowledge to explicit knowledge: the process of externalization.
3. From explicit knowledge to explicit knowledge: the process of combination.
4. From explicit knowledge to tacit knowledge: the process of internalization.
Knowledge Spiral
Penciptaan pengetahuan (knowledge creation process) bukanlah sebuah proses yang berurutan, melainkan berdasarkan proses interaksi yang saling berkelanjutan.
The Choo Sense-making KM Model
Model ini dibagi di dalam 3 tahapan yaitu :
a) Sense making
b) Knowledge creating
c) Decision making
Didalam proses tersebut, ada beberapa tahapan kunci yang harus dilewati:
1) Ecological change (mengolah dan memproses pengetahuan eksternal),
2) Enactment (mencoba untuk membangun, mengatur ulang, keluar, atau menghancurkan suatu elemen yang spesifik dari suatu masalah),
3) Selection, and 4) Retention (memprediksi dan menetapkan suatu masalah yang telah di rubah cara pandangnya dengan menetapkan sebuah pilihan).
The Wiig Model for Building and Using Knowledge
Beberapa dimensi yang digunakan sebagai pertimbangan dalam model KM Wiig, antara lain :
- kelengkapan,
- keterkaitan,
- kesesuaian, dan
- perspektif dan tujuan.
The Boisot I-Space KM Model
Boisot (1998) mengusulkan dua poin kunci berikut dalam modelnya :
1) Semakin data lebih mudah diolah dan terstruktur untuk menjadi sebuah informasi, semakin berguna sebagaimana mestinya.
2) Semakin sedikit data lebih mudah diolah dan terstruktur untuk menjadi sebuah informasi, semakin sedikit juga informasi yang akan diterima sebagaimana mestinya.
referensi :
Dalkir, K. (2011). Knowledge Management in Theory and Practice. USA : The MIR Press.